Warisan dan Ilmu yang Diturunkan Oleh Johan Cruyff



Beritabola389 - Pep Guardiola memberikan penghormatan untuk mentornya yang baru tutup usia, Johan Cruyff. Bagi Guardiola, warisan yang diberikan Cruyff tidak bisa diukur dengan trofi.

Guardiola pun ikut memberikan penghormatan kepada Cruyff. Cruyff-lah yang pertama kali melihat kemampuan Guardiola sesungguhnya untuk bermain sebagai jenderal lapangan tengah. Cruyff jugalah yang mengangkat Guardiola ke tim utama Barcelona.

Pada akhirnya, ketika Guardiola menjadi pelatih, ia menyempurnakan filosofi Cruyff pada Barcelona. Kita kemudian mengenalnya lewat permainan menggugah Barca ketika mendominasi Eropa di bawah arahan Guardiola.

"Lupakan soal titel, saya memenangi lebih banyak titel daripada dia. Rasa terima kasih kita semua padanya tidaklah berbatas, demikian juga warisannya," ujar Guardiola kepada radio asal Catalunya, RAC 1.

"Dan warisannya tidak bisa diukur dengan trofi-trofi. Yang lebih penting adalah dia membuat perubahan. Johan mengubah dua klub. Tapi, bukan hanya Ajax dan Barcelona, dia juga mengubah dua tim nasional: Belanda dan Spanyol."

"Apa yang dilakukannya pada sepakbola tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Sepakbola yang dimainkan Barcelona dalam 25 tahun terakhir berutang padanya dan itu sesuatu yang tidak bisa diruntuhkan," kata Guardiola.

Begitu besarnya pengaruh Johan Cruyff untuk sepakbola secara umum dan khususnya orang-orang yang pernah berkaitan dengannya, sampai-sampai ia pun menghasilkan impak tak langsung dalam kemenangan Bayern Munich atas Juventus di Liga Champions pekan lalu.

Seperti kita ketahui bersama, saat itu Die Roten secara luar biasa bangkit dari ketertinggalan dua gol di Allianz Arena untuk balik memukul Bianconeri 4-2 dan lolos ke perempat-final dengan agregat 6-4.

Diungkapkan Pep Guardiola, bos Bayern yang notabene mantan anak didik Cruyff di Barcelona, ajaran almarhum berperan besar mendorongnya melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan buat memutarbalik keadaan.

"Ia pernah bilang kepada saya untuk bertindak berdasarkan insting, bukan logika - seperti halnya dalam laga terakhir menghadapi Juventus," ungkap mantan kapten dan pelatih Blaugrana itu kepada RAC 1.

"Ikatannya seakan menjerat leher saya dan saya bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Johan saat ini. Ini mungkin sesuatu yang akan selalu saya pertanyakan."

Suatu hari, pada pekan pertamanya menjadi pelatih Barcelona, Cruyff datang ke Mini Estadi --stadion untuk tim junior Barca, yang terletak tidak jauh dari Camp Nou-- tanpa memberitahu siapa-siapa. Kala itu, ia melihat seorang pemain junior Barca bermain sebagai gelandang kanan. Setelah berbicara dengan pelatih tim junior Barca ketika itu, Charly Rexach, Cruyff pun menyarankan si gelandang kanan untuk bermain sebagai pivot di tengah.

Di babak kedua, si gelandang kanan itu mulai bermain sebagai pivot. Seperti yang sudah diduga Cruyff, gelandang muda itu tidak kesulitan untuk beradaptasi dan bermain apik sebagai pivot. Di tim utama Barca kelak, ia pun menjadi jenderal lapangan tengah.

Gelandang muda itu bernama Pep Guardiola.
Previous
Next Post »